MUQODIMAH 

Saat ini ummat Islam berada di bawah pusaran fitnah yang konstruksinya sudah dirancang terencana (planned) dan terstuktur (stucturized). Tatanan sistem akhir zaman ini menginfiltrasi seluruh sendi kehidupan umat Islam sehingga melemahkan aqidah ummat Islam secara permanen dan berkelanjutan. Allah Subahanahu Wata’ala telah memberikan peringatan kepada ummat Islam agar membangun tatanan nilai dalam persatuan dan persaudaraan yang saat ini terabaikan.

Bersatu merupakan rahmat sedangkan perpecahan membawa azab, demikian makna tersirat dari sabda Rasulullah Shallalallahu Alaihi wa Sallam dalam riwayat Imam Ahmad. Persatuan ummat dalam konteks kehidupan berjamaah dengan landasan aqidah dan ikatan Ukhuwwah Islamiyah memiliki urgensi vital dan merupakan keniscayaan yang harus diikhtiarkan untuk meraih rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Perpecahan dan perselisihan ummat sudah saatnya diakhiri secara tuntas, sebab hal tersebut bukan hanya memberikan mudharat, tetapi lebih dari itu, perpecahan hanya menjadikan ummat ini semakin lemah dan terpuruk. 

Kondisi kaum muslimin di berbagai belahan dunia saat ini menjadi sasaran penindasan dan kezaliman, sebagaiman di Palestina, Suriah, Yaman, Myanmar, Xinjiang dan lain sebagainya.  Di sisi lain ummat ini masih saja berkutat dalam perseteruan hanya karena perbedaan pendapat, perbedaan madzhab dan perbedaan lainnya yang tidak prinsip. Sungguh miris dan ironis, jika ummat terjerumus dalam rasa paling benar dan bangga dengan kelompoknya sendiri, padahal fitrah Islam ini rahmatan lil alamin dan ummat diperintahkan untuk melaksanakannya secara kaffah, bukan parsial dan terpisah. 

Perintah melaksanakan Islam secara kaffah merupakan jalan menuju keselamatan sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala perintahkan dalam QS. Al Baqarah: 208, agar masuk ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syaitan. Kesempurnaan ajaran agama ini telah mencakup kehidupan individu dan sosial baik perkara yang kecil maupun yang besar, termasuk didalamnya perintah persatuan dan persaudaraan serta larangan memecah belah Agama Allah. 

Membangun persatuan dan persaudaraan harus terus diserukan melalui sistem kehidupan berjamaah dan berimamah, selain sebagai sebagai fitrah bagi eksistensi muslimin, kehidupan berjamaah juga sebagai upaya menjaga diri dari kemusyrikan, sebagaimana dijelaskan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Q.S. Ali ‘Imran: 103 untuk berpegang teguh kepada agama Allah seraya berjamaah, dan tidak bercerai-berai. Demikian pula dalam Q.S. Ar Ruum: 31-32, yang melarang ummat ini melakukan kemusyirkan yaitu orang-orang yang memecah belah agama menjadi beberapa golongan, tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.

Oleh karenanya sebagai ikhtiar itu, Pondok Pesantren Al Fatah telah menginisasi kegiatan tahunan sebagai momentum muhasabah dan persiapan menyambut Ramadhan dalam kegiatan Ta’lim Pusat dan Festival Sya’ban 1444 H. Kegiatan ini begitu esensial sebagai sebuah seruan dan syiar kepada umat Islam agar kembali kepada kehidupan berjamaah dan berimamah, menjaga persatuan dan persaudaraan umat Islam dengan hanya mengharap ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala.

MAKSUD DAN TUJUAN

Ta’lim Pusat 1444 Hijriyah sekurangnya memiliki 3 (tiga) tujuan sebagai berikut:

  1. Memantapkan aqidah keimanan dengan meningkatkan ilmu dan wawasan bagi tegaknya Dinul Islam.
  2. Mengokohkan silaturahmi dan ukhuwah di antara berbagai komponen umat Islam guna menuju terwujudnya kesatuan umat.
  3. Menda’wahkan pengamalan Islam Rahmatan Lil Alamin ke tengah muslimin sedunia.